Senin, 03 Januari 2011

Cara Mudah Menghafal Alquran Karim


Berikut ini adalah beberapa cara/ kaidah dasar untuk memudahkan menghafal, diantaranya adalah :

  1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah Azza wa Jalla. Memperbaiki tujuan dan bersungguh-sungguh menghafal Alquran hanya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala serta untuk mendapatkan syurga dan keridhaan-Nya. Tidak ada pahala bagi siapa saja yang membaca Alquran dan menghafal nya karena tujuan keduniaan, karena riya atau sumah (ingin didengar orang), dan perbuatan seperti ini jelas menjerumuskan pelakunya kepada dosa.
  2. Dorongan dari diri sendiri, bukan karena terpaksa. Ini adalah asas bagi setiap orang yang berusaha untuk menghafal Alquran. Sesungguhnya siapa yang mencari kelezatan dan kebahagiaan ketika membaca Alquran maka dia akan mendapatknannya.
  3. membenarkan ucapan dan bacaan. Hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan mendengarkan dari orang yang baik bacaan Alqurannya atau dari orang yang hafal Alquran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri mengambil / belajar Alquran dari Jibril secara lisan. Setahun sekali pada bulan Ramadhan secara rutin Jibril menemui beliau untuk murajaah hafalan beliau. Pada tahun Rasulullah ‘alaihi wa sallam diwafatkan, Jibril menemui beliau sampai dua kali. Para sahabat radhiallahu ‘anhum juga belajar Alquran dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lisan, demikian pula generasi-generasi terbaik setelah mereka. Pada masa sekarang dapat dibantu dengan mendengarkan kaset-kaset murottal yang dibaca oleh qari yang baik dan bagus bacaannya. Wajib bagi penghafal Alquran untk tidak menyandarkan kepada dirinya sendiri dalam hal bacaan Alquran dan tajwidnya.
  4. membuat target hafalan setiap hari. Misalnya menargetkan sepuluh ayat setiap hari atau satu halaman, satu hizb, seperempat hizb atau isa ditamab/ dikurangi dari target tersebut sesuai dengan kemampuan. Yang jelas target yang telah ditetapkan sebisa mungkin untuk dipenuhi/ konsisten.
  5. membaguskan hafalan. Tidak boleh beralih hafalan sebelum mendapat hafalan yang sempurna. Hal ini dimaksudkan untuk memantapkan hafalan di hati. Dan yang demikian dapat dibantu dengan mempraktekkan nya dalam setiap kesibukan sepanjang siang dan malam.
  6. menghafal dengan satu mushaf. Hal ini dikarenakan manusia dapat menghafal dengan melihat sebagaimana bisa menghafal dengan mendengar. Dengan membaca/melihat akan terbekas dalam hati bentuk-bentuk ayat dan tempat-tempatnya dalam mushaf . bila orang yang menghafal Alquran itu merubah/ mengganti mushaf yang biasa ia menghafal dengannya maka hafalan nya punakan berbeda-beda pula dan ini akan mempersulit dirinya.
  7. memahami adalah salah satu jalan untuk menghafal. Diantara hal-hal yang paling besar/ dominant yang dapat membantu untuk menghafal Alquran adalah dengan memahami ayat-ayat yang dihafalkan dan juga mengenai segi-segi keterkaitan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya. Oleh sebab itu seharusnyalah bagi penghafal Alquran untuk membaca tafsir dari ayat-ayat yang dihafalnya unyuk mendapatkan keteranagn tentang kata-kata yang asing atau un tuk mengetahuisebab turunnya ayat atau memahami makna yang sulit atau untuk mengenal hokum yang khusus. Ada beberapa kitab tafsir yang ringkas yang dapat ditelaah oleh pemula seperti  kitab Zubdatut Tafsir oleh Asy-Syaikh Muhammad Sulaiman Al-Asyqar. Setelah memilki kemampuan yang cukup untuk meluaskan pemahaman dapat menelaah kitab-kitab tafsir yang berisi penjelasan yang panjang seperti Tafsir Ibnu Katsier, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir As-Sadi dan Adhwaaul Bayaan oleh Asy-Syanqithi. Wajib pula menghadirkan hatinya pada saat membaca Alquran.
  8. Tidak pindah ke surat lain sebelum hafal benar surat yang sedang dihafalkan. Setelah sempurna satu surat dihafalkan, tidak sepantasnya berpindah kesurat lain kecuali setelah benar-benar sempurna hafalannya dan telah kokoh dalam dada.
  9. selalu mendengarkan hafalan (disimak oleh orang lain). Orang ynag menghafal Alquran tidak sepantasnya menyandarkan hafalannya kepada dirinya sendiri. Tetapi wajib atasnya untuk memperdengarkan kepada seorang hafidz atau mencocokkannya dengan mushaf. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan kesalahan dalam ucapan, atau syakal ataupun lupa. Banyak sekali orang yang menghafal dengan hanya bersandar pada dirinya sendiri, sehingga terkadang ada yang salah / keliru dalam hafalannya tetapi tidak ada yang memperingatkan kesalahan tersebut.
  10. Selalu menjaga hafalan dengan murajaah. Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Jagalah benar-benar Alquran ini, demi yang jiwaku berada ditangan-Nya, Alquran lebih cepat terlepas daripada onta yang terikat dari ikatannya.” Maka seorang yang menghafal Alquran biar membiarkan hafalannya sebentar saja niscaya ia akan terlupakan. Oleh karena itu hendaknya hafalan Alquran terus diulang setiap harinya. Bila ternyata hafalan ada yang hilang dalam dada, tidak sepantasnya mengatakan : “Aku lupa ayat (surat) ini atau ayat (surat) itu.” Akan tetapi hendaklah mengatakan : “Aku dilupakan,” karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan demikian.
  11. bersungguh-sungguh dan memperhatikan ayat yang serupa. Khususnya yang serupa/ hamper serupa dalam lafadz, maka wajib untuk memperhatikannya agar dapat hafal dengan baik dan tidak tercampur dengan suat lain.
  12. mencatat ayat-ayat yang dibaca / dihafal. Ada baiknya penghafal Alquran menulis ayat-ayat yang sedang dibaca/dihafalkannya, sehingga hjafalannya tidak hanya didada dan di lisan tetapi ia juga dapat menuliskannya dalam bentuk tulisan. Berapa banyak penghafal Alquran yang dijumpai mereka terkadang hafal satu atau beberapa surat dari Alquran tetapi gilitan diminta untuk menuliskan haflan tersebut mereka tidak bisa atau banyak kesalahan dalam penulisannya.
  13. memprhatikan usia yang baik untuk menghafal. Usia yang baik untuk menghafal kira-kira dari umur 5 tahun sampai 25 tahun. Wallahu alam dalam batasan usia tersebut. Namun yang jelas menghafal di usia muda adalah lebih mudah dan lebih baik daripada menghafal di usia tua. Pepatah mengatakan : Menghafal diwaktu kecil bagai mengukir diatas batu, menghafal diwaktu tua seperti mengukir di atas air.

Hal-hal yang dapat menghalangi hafalan.
Setelah kita mengetahui beberapa kaidah dasar untuk menghafal Alquran maka sudah sepantasnya bagi kita untuk mengetahui beberapa hal yang menghalangi dan menyulitkan hafalan agar kita dapat waspada dari penghalang-penghalang tersebut.

Diantaranya :
  1. Banyaknya dosa dan maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat akan melupakan hamba terhadap Alquran dan terhadap dirinya sendiri. Hatinya akan buta dari dzikirullah.
  2. tidak adanya upaya untuk menjaga hafalan dan mengulangnya secara terus-menerus. Tidak mau memperdengarkan (meminta orang lain untuk menyimak) dari apa-apa yang dihafal dari Alquran kepada orang lain.
  3. Perhatian yang berlebihan terhadap urusan dunia yang menjadikan hatinya tergantung dengannya dan selanjutnya tidak mampu untuk menghafal dengan mudah.
  4. Berambisi menghafal ayat-ayat yang banyak dalam waktu yang singkat dan pindah ke hafalan lain sebelum kokohnya hafalan yang lama. Kita mohon pada Allah Subhanahu wa ta’ala semoga Dia menh\gkaruniakan dan memudahkan kita untuk menghafal kitab-Nya, mengamalkannya serta dapat membacanya di tengah malam dan di tepi siang.  Wallaahu alam bishawwab.

(Dinukil dari kitab: “Kaifa Tataatstsar bil Quran wa Kaifa Tahfadzuhu?” oleh Abi Abdiraahman)